Rabu, 26 Januari 2011

[Demam] Jangan panik dulu!


Beberapa waktu yang lalu saya membaca status di Facebook: URGENT, KACAU ANAK PADA DEMAM TINGGI.  Jadi terbayang seberapa serius penyakit anak kontak kawan tersebut. Dilain waktu saya juga membaca status kontak saya yang memberikan antibiotik spektrum luas agar demam anaknya turun. Kalau dibaca-baca, sebenarnya ini panik karena anaknya demam atau karena demamnya tidak turun?
Sebelum terlanjur panik jika bertemu demam, mari kita bahas demam meski hanya sedikit. Berbicara tentang demam, mari kita berbicara tentang alarm. Bayangkan kita sedang tinggal diperumahan mewah yang dilengkapi dengan berbagai macam alarm. Alarm kebakaran bahkan alarm maling pun juga ada. Ketika alarm berbunyi artinya ada sesuatu yang merangsang alarm itu berbunyi. Bisa saja asap atau bahkan api yang membunyikan alarm kebakaran. Atau ternyata cuma tikus kecil yang membunyikan alarm anti maling. Artinya? Ya. Bahwa. Demam hanya petunjuk. Ada sesuatu yang terjadi didalam tubuh kita sehingga tubuh menaikkan suhu. Apakah itu? Macam-macam bisa karena peradangan, karena infeksi, reaksi obat, alergi, imunisasi atau ada benda asing didalam tubuh. Pasti berat? Menakutkan? Belum tentu. Kembali lihat ilustrasi diatas, jika alarm kebakaran berbunyi bisa saja akibat ada asap kecil atau api kecil saja. Lalu apa yang kita lakukan? Maka kita akan lihat apa sih yang menyebabkan alarm tersebut berbunyi. Apakah memang api yang luar biasa besar. Atau hanya asap kecil saja. Kelanjutannya tentu memadamkan apinya atau menyingkirkan benda yang membuat alarm berbunyi, BUKAN langsung mematikan bunyi alarm atau bahkan merusaknya.
Jadi sama seperti demam. Ketika tubuh demam. Maka kita lihat dulu kondisinya. Berapa suhunya, berapa lama demam telah berlangsung, bagaimana pola demamnya, bagaimana kondisi tubuh, gejala apa yang menyertai. Untuk apa? Untuk tahu kira-kira apa kemungkinan penyebab demamnya. JADI bukan tergesa-gesa menurunkan demamnya (ingat, alarm berbunyi dicari penyebab bunyinya diatasi BUKAN dimatikan alarmnya). Coba cek apakah ada obat-obatan yang diminum, ada luka yang tidak sembuh, atau bayi baru lahir yang mungkin bajunya ketebalan, dll. 


Mungkin teman-teman bisa berkata: “situ enak dokter tau penyebabnya apa, sini?”. Belum tentu, dua status yang saya tulis, dua duanya yang menuliskan dokter, setelah ditelusuri lebih lanjut demamnya ternyata hanya karena mau common cold/selesma saja. Jadi kita batasi sebagai perlu penanganan medis lebih lanjut atau tidak. Sebab meskipun kita tahu diagnosisnya, adakalanya kita tidak perlu penanganan medis, karena penyakit penyebab demam tersebut sembuh sendiri (self limited disease).
Kelebihan demam selain sebagai alarm, juga sebagai proteksi tubuh  dari adanya zat asing (kuman, obat, benda asing, dll). Pada penyakit infeksi (penyakit yang disebabkan mikroorganisme/kuman), demam dibutuhkan untuk membunuh kuman penyebab penyakit. Untuk itu tidak disarankan untuk memberikan penurun panas saat demam tidak tinggi (dibawah 38,5 C).
Untuk menyamankan, tentu boleh saja diberikan penurun panas. Tapi perlu diingat bukan untuk menghilangkan demamnya, tetapi sekedar member rasa nyaman saja. Demam akan turun dengan sendirinya seiring dengan telah teratasi penyebabnya. Tubuh berusaha menurunkan demam dengan melebarkan pembuluh darah (maka jangan heran ketika demam muka terlihat merah), menggigil dan akhirnya berkeringat. Jangan lupa untuk memperbanyak asupan cairan, (termasuk pemberian ASI untuk bayi yang masih menyusui) karena pada saat demam, risiko hilangnya cairan (dehidrasi) lebih tinggi, serta dehidrasi bisa memperberat demam dan seterusnya. Antibiotik atau obat-obat yang lainnya, diberikan ketika telah diketahui penyebab demamnya. Ingat antibiotik untuk membunuh mikroorganisme BUKAN untuk menurunkan demam. Demam BELUM TENTU butuh antibiotik. 
Pada umumnya demam yang disebabkan penyakit yang sembuh sendiri akan membaik dalam waktu 72 jam (meski terkadang bisa hingga 4 – 5 hari), setelah itu muncul gejala berupa batuk, pilek, mencret, muntah, atau ruam/gelembung. Perlu konsultasi atau penanganan medis, apabila terjadi pada bayi kecil (usia <3 bulan),  demam tidak membaik (tidak turun atau  terus bertambah tinggi) setelah 72 jam TANPA gejala lain yang menyertai, kondisi yang luar biasa lemah, ada penurunan kesadaran, dehidrasi berat, perdarahan yang sulit berhenti, atau kejang. TETAP TENANG apabila masih ada keinginan untuk bermain atau beraktivitas meski sedikit berkurang, masih mau makan dan minum meski berkurang, masih ada respon dengan sekitar, kulit tidak pucat atau biru, tidak luar biasa lemas setelah demam turun.
Namun dari semua itu yang pasti DON’T PANIC, keep calm! Jika panik, maka kita akan menjadi korban kepanikan kita sendiri.

Sumber:
www.kidshealth.org
http://www.tufts.edu/med/apua/index.shtml
Gambar: google search



Bagaimana mengukur suhu tubuh, obat apa yang bisa diberikan, kompres apa yang harus diberikan, kejang demam, bagaimana mana mengatasi dirumah? Ikuti seri demam berikutnya.
Pertanyaan?
Follow @rumahlabeeba atau email ke rumahlabeeba@gmail.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar